Professional Documents
Culture Documents
koin keadilan
sebuah kenangan dan penghargaan
untuk semua orang yang
berkehendak baik
setahun
koin keadilan
sebuah kenangan dan penghargaan
untuk semua orang yang
berkehendak baik
Setahun Koin Keadilan:
Sebuah Kenangan dan
Penghargaan untuk Orang-orang
yang Berkehendak Baik
Perancang Visual
Wongso Barjo Rénésubur
ba n demp o s u tr i ma n
JAKARTA
DESEMBER 2010
Daftar Isi
Beranda vii
Pengantar
“Koin Protes” untuk “Keadilan Recehan” • Imam B. Prasodjo xi
M
embuat buku tentang Koin Keadilan telah menjadi mimpi
kami sejak aktivitas koin masih berlangsung. Tujuannya agar
kegiatan yang telah melibatkan lintas komunitas dan profesi
ini bisa terdokumentasi dengan baik. Pun peristiwa ini bisa menjadi
pembelajaran bagi masyarakat. Dan yang lebih penting, melalui buku
ini kami bisa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah terlibat dalam kegiatan koin keadilan. Sederhana, dan kami
pikir mudah mengeksekusinya.
Selamat membaca.
Ventura Elisawati
Editor
Imam B. Prasodjo
Sosiolog dari Universitas Indonesia,
aktif di pelbagai kegiatan sosial.
Ketua Yayasan Nurani Dunia.
B
icara gerakan pengumpulan “koin keadilan” bagi Prita Mulyasari,
mau tak mau kita harus melihat makna simbolik di baliknya.
Kekuatan koin yang dikumpulkan rakyat sebagai media ekspresi
untuk mendukung Prita, tidak terletak pada berapa besar nilai rupiah
yang terhimpun, namun terletak pada tajamnya satir yang terkandung
di dalamnya. Tentu saja, seberapa efektif ketajaman koin sebagai
senjata simbolik untuk menohok pihak-pihak yang menjadi sasaran,
sangat tergantung pada kepekaan hati dan kecerdasan orang-orang
yang terkena tohokan itu.
Cindy Silviana
facebook.com/profile.php?id=692124934
Twitter : @cindysilviana
P
rita Mulyasari mungkin tak menduga jika email yang ia kirim
ke beberapa temannya menyebar dan berbuntut panjang
menghantarnya ke meja hijau. Email itu berisi komentar dan
pengalaman buruknya saat mendapat pelayanan dari, RS Omni
Internasional.
Pihak RS menggugat Prita dengan 2 perkara. Pertama tindak
pidana pencemaran nama baik terhadap RS dan para dokternya.
Dan gugatan perdata karena dianggap merugikan secara moral
dan material RS tersebut. Nilai gugatan perdatanya tak tanggung-
tanggung, Rp 500 juta.
f o t o - f o t o : n dar u
Di Jakarta dan sekitarnya, pengumpulan koin
tak hanya dilakukan di Langsat dan Kantor Milis
Sehat saja. Ada puluhan posko yang melakukan
pengumpulan secara bersamaan. Di Tebet, Dicky
Darwis, seorang blogger, mendirikan posko.
Di Bintaro, Meruya, Pramuka, kantor-kantor hari peringatan hari Hak Asasi Manusia (HAM) BOCAH PUN
pemerintah, swasta, bahkan pangkalan ojek dan Internasional di Perhimpunan Bantuan Hukum TERLIBAT.
Tak sedikit anak-anak
pasar tradisional. Di Bekasi, Tangerang, Depok Indonesia (PBHI) pada 10 Desember 2009.
yang ikut membantu,
sampai Cilegon. Posko-posko tersebut akhirnya Adapun yang mengamen dan mengumpulkan koin sebagai relawan
mengirim hasil pengumpulan koinnya ke Langsat. di kantornya. penghitung koin, dengan
Pengumpulan koin tak hanya terjadi di Jakarta Hampir sama dengan teman-teman di Bali, setahu dan bahkan diajak
orangtuanya.
saja, teman-teman dari luar daerah ikut membantu mereka yang berada di Medan juga mengumpulkan
berjalannya gerakan ini secara sukarela. Masing- koin saat berlangsung dengan aksi AntiKorupsi se-
masing memiliki cerita seru yang mungkin belum dunia pada 9 Desember di Medan. Ratusan massa
banyak diketahui dan terekspos media massa. Di dari elemen buruh, organisasi kemahasiswaan,
sini, kami paparkan beberapa bagian menarik yang hingga pengamen jalanan turun ke jalan untuk
terjadi di beberapa posko di beberapa daerah. memperingati hari Anti Korupsi.
Mulai dari pengumpulannya hingga beberapa Dalam aksinya massa juga mengumpulkan
kesulitan pengiriman koin ke Jakarta. koin untuk Prita Mulyasari. Kotak putih bertuliskan
Memanfaatkan momen penting tampaknya “Kotak Koin Prita” dibawa pengamen jalanan. Kotak
cukup efektif untuk mengumpulkan koin, dijalankan diiringi lagu yang dibawakan lima penga-
apalagi bagi Komunitas blogger Bali Orange men dengan alat musik gitar dan gendang. Salah
Communication, Sloko Institute, seorang pengamen, mengakui, pengumpulan Koin
Manikaya Kauci, dan lainnya yang berada di Prita, sebagai bentuk pembelaan terhadap proses
Pulau Dewata. Kotak koin diedarkan saat diskusi hukum yang dijalani Prita (Tempointeraktif.com,
n dar u
perusahaan farmasi. Yos, memprotes penyediaan bahkan jutaan keping koin keadilan. Dari pagi hingga
rumah untuk karyawan yang dirasa tidak sesuai malam. Terkadang sambil diselingi canda dan cerita
dengan bestek. Protes Yos dilakukan mengirimkan masa lalunya kepada relawan lain.
surat kepada direksi. Banyak para relawan yang membantu karena
Hasilnya, protes tak digubris, malah dia dipecat. memiliki pengalaman yang sama seperti apa yang
Dia lalu menceritakan pengalamannya di surat Prita alami. Dan ini menjadi salah satu motivasi
pembaca sebuah media. Dukungan dan rasa mereka untuk menolong Prita. Bukan karena
empati, mengalir padanya, termasuk Pemerintah hanya rasa kasihan, mereka tak tahan dengan
Jerman yang memberikan pekerjaan pada Opa ketidakadilan sehingga melalui gerakan ini, mereka
Yos – begitu para relawan memanggil – hingga usia bersatu padu menggalang kekuatan melawan
pensiun. ketidakadilan dengan koin.
“Bantuan dari masyarakat saat saya
membutuhkan itu, tidak pernah akan saya lupakan,” Oma Koin
ujarnya. Karenanya dia dengan suka rela membantu Ada opa, ada juga Oma Koin. Sejak hari
penghitungan koin sampai dini hari, selam 3 hari pertama hingga hari terakhir, Oma yang satu ini
berturut-turut. selalu meluangkan waktunya menghitung koin
Opa Yos termasuk salah satu relawan yang bersama para relawan lainnya. Ditemani sang
rajin dan tak pernah absen menghitung ribuan cucu Azzahara, Oma termasuk pejuang koin yang
DUKUNGAN SAAT BERDISKUSI. Obrolan Langsat 9 September 2009, tiga bulan sebelum gerakan pengumpulan
koin, menampilkan Prita sebagai narasumber. Para pengguna Twitter, baik yang hadir maupun memonitor dari tempat
lain, membulatkan dukungannya untuk Prita. Semua kicauan disiarkan secara langsung melalui proyektor. Dunia nyata dan
maya pun bersua dan menyatu.
Enda Nasution
enda.goblogmedia.com
Facebook: enda.nasution
Twitter : @enda
T
idak akan lengkap uraian dan catatan ini tanpa menceritakan
sedikit tentang apa itu Jejaring Langsat, yang berasal dari
nama jalan tempat dagdigdug.com, sebuah penyedia
layanan blog, berkantor. Layanan yang lahir setelah Pesta Blogger
2007 itu memiliki alamat lengkap di Jalan Langsat 1 no 3A. Di kantor
inilah kegiatan-kegiatan yang diberi nama sebagai kegiatan Jejaring
Langsat berlangsung. Kini DDD, begitu dagdigdug biasa disebut,
adalah juga rumah bagi sekumpulan situs participatory lainnya seperti
Politikana.com dan Ngerumpi.com.
f o t o - f o t o : r . m . a n tem o n o
tersentuh, dan dukungan publik tidak bisa terus
menerus diharapkan untuk semua kasus.
Tapi minimal, di kesempatan ini, dalam kasus ini,
kebenaran sudah menemukan jawabannya.
NYATA, MAYA,
NYATA. Sebetulnya
pengertian "dunia maya"
dalam beberapa kasus
itu perlu dipertanyakan.
Diskusi dengan Prita 9
September 2009, dua
bulan sebelum Koin
Keadilan, itu nyata tapi
digemakan di media sosial.
Demikian pula poster
dukungan untuk Prita saat
itu, yang dicetak terbatas
tapi disdebarkan di media
sosial sehingga sempat
menjadi avatar banyak
orang.
Cah Ndableg
politikana.com/profil/ndableg.html
ndableg.com
Twitter : @cah_ndableg
M
ari mencoba mempersegar ingatan melalui komik ringkas,
untuk memahami apa yang sebetulnya terjadi. Bahkan hanya
dengan menyimak komik ini Anda langsung mengenali
pokok masalahnya. Mari...
Antyo Rentjoko
antyo.rentjoko.net
Facebook: antyo.rentjoko
Twitter : @pamantyo
“M
au dibawa ke mana, sih?” tanya juragan teh botolan di
Gandaria, Jakarta Selatan, itu sambil mendorong troli
pemuat tumpukan krat ke mobil pengangkut.
“Ke Langsat,” jawab saya.
“Oh, itu tempat koin Prita ya?”
“Kok tahu?”
“Iya, di TV kan nongol terus. Tempat ngumpulin koin dibilang di
Langsat. Rumah siapa itu?”
F O T O - F O T O : P A I D J O K A M P I y UN sakdja n é
alami kami biarkan terjebak dalam peran – sebagai
juru bicara.
Menjadi juru bicara bukan supaya tenar, tetapi
itu tak terhindarkan. Sebuah keapabolehbuatan.
Mereka yang menjadi juru bicara mau tak mau
harus selalu terbarui oleh perkembangan terbaru,
termasuk hasil penghitungan koin terakhir.
Mulanya bikin kikuk tapi ya harus dilakukan
sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada
masyarakat, terutama para penyumbang koin.
Teman-teman dari Milis Sehat pun RUMAH GAGASAN.
mengalami kekikukan itu. Wajar, karena yang Di Jalan Langsat 1/3A
terpikir sejak awal mengumpulkan koin. Bagaimana inilah bermacam gagasan
untuk melakukan
eskalasi tuntutan informasi dari media kurang
banyak hal bisa mencuat
begitu terpikirkan sejak awal. Tepatnya: terpikir dikarenakan obrolan
tapi tak masuk dalam prioritas utama karena lebih selama silaturahmi. Mirip
penting menangani koin dan kemudian relawan sanggar.
penghitung.
Lebih konyol lagi, sebagian warga Rumah
Langsat, sebagai pelaku bisnis komunikasi
pemasaran, bahkan dari mereka pernah menjadi
orang media, juga berpikir serupa.
“Entar aja sambil jalan,” kira-kira begitulah
n dar u
Muhammad Zamroni
matriphe.com | jengjeng,matriphe.com
Facebook: matriphe
Twitter : @matriphe
P
emulung cilik itu menunggu cukup lama sebelum mendekati
tempat sampah di Langsat yang penuh dengan tumpukan
kardus, kaleng, dan bekas celengan. Rupanya dia menunggu
kumpulan gelas plastik minuman kemasan yang tercecer untuk
diletakkan di tempat sampah itu.
Begitu kardus berisi gelas-gelas plastik itu diletakkan di dekat
tempat sampah (karena tempat sampah sudah tidak muat), pemulung
cilik itu dengan cekatan segera menyortir dan mengumpulkan benda-
benda yang sekiranya bisa dia ambil dan dijual kembali, ke dalam
karung palstik besar berwarna putih kusam yang ia bawa.
NDARU
KALENG PERTAMA.
Bekas wadah Marie Regal
menjadi kaleng pertama
penampung koin, di
TO B U C I L
Wetiga Langsat.
atm o n ad i dj o n i g u del
Muhammad Zamroni
matriphe.com | jengjeng,matriphe.com
Facebook: matriphe
Twitter : @matriphe
S
eorang ibu mengendarai motor bebek sejauh 60 km untuk
menyerahkan koin. Dan 54 karung koin yang dikirim dari
posko Milis Sehat Jatipadang tak cukup diangkut dengan truk
pasir. Koin-koin juga dikirim oleh dermawan dalam wadah cantik,
sejak celengan sampai stoples sehingga barang-barang itu menjadi
kegemaran pemulung.
penghitungan koin.
Caranya, dengan sebuah pralon berdiameter
Koin Jumbo dan Koin koin Rp 500,- putih, dengan tinggi sekitar 25 cm,
“untuk Anggodo” akan bernilai setara dengan tumpukan koin Rp
Berbagai wujud dukungan masyarakat 500,- sejumlah Rp 50.000,-. Jadi, relawan hanya
dikirimkan melalui posko Koin Keadilan di Langsat. cukup memasukkan koin gopekan ke dalam
Cukup banyak yang lucu dan unik, yang merupakan pralon ini hingga sampai batas atas, maka otomatis
wujud dari kreativitas masyarakat. Tentu saja, tumpukan koin ini nilainya Rp 50.000,-.
NDARU
Diangkut Truk Pasir
Tak gampang ternyata untuk menghitung dan
memindahkan koin, apalagi kalau jumlahnya banyak. sebuah mobil box.
Itulah yang terjadi di Posko Koin Peduli Prita, di Koin diantarkan oleh Samsul Nur Abidin dan
Kompleks PWR, Jalan Taman Margasatwa 60, Dokter Ade Novita, Minggu siang 13 Desember. Pos
Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. di Jatipadang dikoordinasikan oleh Milis Sehat.
Dalam seminggu pengumpulan koin, jumlah
yang didapat adalah sekitar Rp 195.000.000. Setelah Koin Kembalian Belanja
dilakukan pembicaraan dengan koinkeadilan.com, Kaca meja penerima tamu di Langsat itu terlalu
akhirnya koin tersebut dikirim ke Langsat. tinggi bagi Rere, bocah perempuan kelas dua SD
Untuk membawanya semula diperkirakan Gunung 3 Pagi Jakarta Selatan, untuk menuliskan
cukup dengan sebuah truk pasir. Kenyataannya, nama.
baru setengah dari 54 karung dinaikkan ke truk, Untunglah masih ada sisa alas tulis di tempat
mobil itu tak mampu, karena tonasenya yang begitu yang lebih rendah. Dia datang membawa koin
berat. Baru bisa terangkut semua setelah ditambah yang terbungkus serbet dapur. “Ini uang kembalian
n dar u
Ibu yang Naik Motor Yenni Wahid dan Suami
Bebek 60 km Ikut Nyumbang
Hujan sudah usai, Mentari sudah bersinar lagi, Siapa tak kenal Yenni Wahid. Dia adalah
tapi basah tanah masih tersisa di Langsat ketika ibu Ariffah Chafsoh Rahman Wahid, putri kedua KH
dari Islamic Village, Tangerang, itu tiba sekitar pukul Abdurrahman Wahid, yang belum lama menikah.
15.40. Bersama suaminya, Dhohir Farisi, mendatangi
Setelah turun dari motornya dia lipat rapi markas koinkeadilan.com, di jalan Langsat, pada 8
jaketnya. “Saya mau nyerahin koin,” katanya. Desember 2009;.
Dia mengikuti kasus Prita sejak awal. Dan baru Dia menyumbangkan sebanyak Rp 5 juta rupiah,
siang ini dia berkesempatan menitipkan koinnya. dalam sebuah peti kayu, semuanya koin. Untuk
“Nggak banyak sih,” katanya. mendapatkan koin, pasangan politisi rela mengantri
Jarak rumahnya ke Langsat, Jakarta Selatan, setengah hari di Bank Indonesia, menukarkan uang
sekitar 30 km. Bolak-balik sekitar 60 km. Terima uang kertas ke koin.
kasih, Bu. “Koin Keadilan untuk Prita` adalah simbol
protes masyarakat, karena tak ada saluran bagi
rakyat untuk menyampaikan aspirasi. Koin ini simbol
protes bagi ketidakadilan terhadap pelayanan
publik dan kepedulian kita semua terhadap rakyat,”
katnya.
f o t o - f o t o : n dar u
omuniuum
gerakan pengumpulan koin. lain. Misalnya di distro
Omuniuum, Bandung.
Kedua: warnanya mudah dikenali,
sosoknya takkan berubah karena pengecilan dan
pembesaran untuk web (termasuk avatar).
P A N T I A K ON S E R
Ketiga: mudah ditiru untuk dicetak
dengan inkjet printer manapun di seluruh
Indonesia. Kalaupun kuningnya agak berbeda,
karena tinta menipis, itu bukan soal.
wah y u ad i t y a kdr i
Siapa perancang logo ini tidak penting, dia
hanyalah seorang blogger yang menyukai dunia
visual (foto dan desain grafis).
Memang sih logo ini sempat mengundang
ledekan karena memberi kesan ada hubungan PESAN VISUAL. Ada
dengan Partai Keadilan. lebih dari dua desain
Apa boleh buat, di negeri yang menjadikan visual di luar contoh
warna sebagai simbol aliran politik ini warna pilihan ini. Itu bukti bahwa
masyarakat tergerak dan
kita bisa ditafsirkan macam-macam. merasa memiliki. Bahkan
Tentu gerakan pengumpulan koin tak mengenal masyarakat pula yang
monopoli. Makin banyak yang tergerak makin bagus. akhirnya menemukan
Itu sebabnya Langsat girang ketika pengumpulan nama yang lebih ringkas
“koin keadilan” yang
koin sudah berlanngsung kemudian Wahyu Aditya kemudian menjadi nama
alias Mas Gembol KDRI juga membuat ikon domain koinkeadilan.com.
prangko keren lagi meledek, yang kemudian dipakai
untuk konser. Warnya merah.
Apakah bisa dihubungkan dengan PDIP?
Tentu tidak perlu dan tak usah. Tak ada yang bisa
memonopoli warna di negeri ini.
n dar u
Ventura Eliswati
vlisa.com
Facebook: vlisa
Twitter : @venturaE
P
engumpulan koin logam untuk Prita Mulyasari, sungguh menjadi
gerakan yang sangat fenomenal. Dalam waktu 10 hari, tanpa
ada komando, masyarakat berhasil mengumpulkan uang koin
lebih dari Rp 615 juta.
Ternyata, paduan rasa ketidak adilan, koin sebagai simbol
rakyat terbawah, dan gerak cepat social media yang kemudian
didukung mainstream media, telah melahirkan solidaritas masyarakat
yang luar biasa.
Kenapa koin?
Gerakan sosial pengumpulan koin, adalah san-
gat tepat menyimbolkan kekuatan rakyat kecil yang
NDARU
f o t o - f o t o : n dar u
sosial dan media “lama”
(organisasi pemberitaan)
saling dukung dalam
menggelindingkan isu agar
masyarakat tergerak.
masyarakat ikut terlibat, dari seorang tukang sapu pengguna internet dan masyarakat jika itu terkai
yang menyumbang Rp 250 sampai politisi yang me- dengan hal-hal yang mjenyangkut hal-hal ketidak
nyumbang Rp 5 juta, semua dengan koin. adilan, sesuatu yang bisa membahayakan publik,
Masyarakat ternyata tak punya sekat sosial da- Dan memang inilah ciri masyarakat Socialno-
lam pengumpulan koin untuk keadilan ini. Semua mics, seperti yang dipaparkan Erik Qualman dalam
memiliki ketulusan dan keinginan yang sama, yaitu bukunya bertajuk, ”Socialnomics”. Bahwa saat ini
melakukan gerakan sosial yang tidak destruktif, un- kita berada di awal sebuah revolusi, yang dipicu dan
tuk membuka mata para penguasa bahwa rakyat didorong oleh social media. Dimana ada kemudahan
di bawah begitu kuat ketika bersatu. Bahkan tanpa dan kecepatan informasi yang menjangkau pelbagai
ada yang memimpin. lapisan sosial masyarakat. Kita sedang memasuki
Peningkatan pemanfaatan medium internet dan peradaban baru, sebuah dunia baru, dan ini dunia
maraknya pengguna jejaring sosial memang tidak socialnomics. Dimana ada sebuah perubahan
serta merta membuat pelbagai insiatif ’pengerahan’ sosial-ekonomi besar-besaran. Sadar atau tidak kita
massa akan mengangguk dukungan. Secara spesifik sudah memulainya.
kegiatan itu akan mendapat simpati luas dari
Goenawan Mohamad
goenawanmohamad.com
Facebook: profile.php?id=526197285
Twitter : @gm_gm
D
i Jakarta yang macet, jalan menampik alasannya sendiri. Sejak
Daendels membentangkan 1400 km “La Grande Route” di
Jawa di abad ke-18, sampai dengan ketika dinas pekerjaan
umum Republik Indonesia membuka jalur-jalur baru di abad ke-21,
jalan diasumsikan sebagai ruang untuk mobilitas, peringkas waktu
tempuh. Ia bagian dari arah dan gerak, dari dunia modern yang
dinamis dan tak tergantung langsung pada alam. Tapi apa yang kita
alami kini? Dengan lekas bisa anda jawab: di Jakarta, jalan sama dengan
kelambatan dan hambatan; jalan adalah »
Putu Setia
jerosetia.blogspot.com
Ida Bhawati Putu Setia, pensiunan
wartawanTempo yang menjadi brahmana, dan
tentu saja tetap menulis.
K
onon, manusia dari sononya sudah dibekali dua pikiran yang
berseberangan. Ada pikiran buruk, ada pikiran baik. Saat ini,
pikiran buruk saya meminta Prita Mulyasari menolak tawaran
berdamai dengan manajemen Rumah Sakit Omni. Bahkan Prita saya
sarankan tidak naik banding atas putusan Pengadilan Tinggi Banten,
yang mengharuskannya membayar Rp 204 juta.
n dar u
pun tak terbendung.
Jika saran saya itu diikutinya, ada kesempatan dibayar Prita, juga kepada anggota Dewan Perwa-
lahir sebuah drama yang mungkin sangat unik. Saya kilan Daerah. Namun saya mengusulkan, uang itu
membayangkan diri saya ikut dalam rombongan disimpan. Prioritaskan koin yang dikumpulkan so-
orang-orang yang mengantar koin senilai Rp 204 pir angkot, murid taman kanak-kanak, pengamen,
juta ke RS Omni, bersama tukang becak, pemulung, orang-orang desa dari berbagai penjuru. Beri me-
anak-anak sekolah, entah siapa lagi. Saya sudah reka kesempatan menunjukkan perlawanan kepada
mengirim koin dalam kaleng bekas roti ke Jakarta, kekuasaan, khususnya melawan kebobrokan hukum
yang nilainya terus terang lebih rendah ketimbang di Nusantara ini. Perlawanan yang sangat sederha-
ongkos kirimnya. Koin berasal dari anak-anak dan na, lewat koin.
tetangga sekitar, persis yang dilakukan sejumlah Mereka mungkin tak bisa berteriak di jala-
anak di berbagai daerah. nan melakukan aksi unjuk rasa, perlu biaya untuk
Membayar denda dengan koin adalah ide ce- transportasi dan membuat poster. Pengumpul koin
merlang dari sang penggagas. Hormat saya tak ku- mungkin pula tak bisa berteriak lewat Facebook,
rang kepada mantan Menteri Perindustrian Fahmi perlu keterampilan khusus dan alat yang mahal. Te-
Idris, yang menyumbang separuh denda yang harus tapi mereka ingin berteriak tentang ketidakadilan
dan, alhamdulillah, saluran itu terbuka lewat koin. itu orang kaya (”Cuma pegang-pegang saja minta
Dengarkan tetangga saya ketika mencemplungkan bayaran Rp 50 ribu”) dan tak pantas menuntut
dua recehan koin: “Pak Hakim dan Pak Dokter, ma- ganti rugi demikian besar. Inilah pikiran yang se-
kan ini uang, tak bosannya menyiksa rakyat.” derhana. Di balik kesederhanaan itu, kini tersimpan
Hakim dan lembaga peradilan menjadi “musuh magma perlawanan yang gigih dan solidaritas sosial
bersama” sebagian besar rakyat saat ini. Nenek yang demikian tinggi melewati batas wilayah dan
pencuri tiga buah cokelat diproses ke pengadilan, sekat-sekat primordial.
Anggodo, yang diduga makelar kasus, gentayangan Ya, itu pikiran buruk saya, berharap ada ”tsu-
bebas--dan kini berangsur-angsur dilupakan media nami koin” yang menggerujuki Rumah Sakit Omni.
massa gara-gara ada berita Century yang lebih Lalu pikiran yang baik seperti apa? Tentu saja per-
“seksi”. Seorang sopir membawa satu ekstasi dihu- damaian antara Prita dan Omni terwujud. Tak
kum berat, jaksa menjual ratusan ekstasi bisa bebas. ada bayar-membayar ganti rugi, tak ada pula yang
Mata kuliah apa yang diajarkan di fakultas hukum masuk penjara. Hikmah perdamaian lalu dijadikan
untuk menjelaskan kasus ini? Jangkankan rakyat introspeksi kedua belah pihak, tanpa ada yang me-
yang awam, yang tak awam pun--tapi bukan sarjana rasa malu dan dipermalukan--kecuali pihak ketiga,
hukum--bisa bingung. yakni hakim. Kasus ini memberi pelajaran yang
Lalu kenapa dokter ikut dimaki tetangga saya? berharga buat negeri ini: berhentilah melecehkan
Ya, tentu saja karena Prita, yang dia bela, ”bermusu- rakyat kecil.
han” dengan dokter, khususnya dokter RS Omni
yang mengadukan hal itu. Bagi rakyat desa, dokter Dimuat di Koran Tempo Minggu 13 Desember 2009
Ndoro Kakung
ndorokakung.com
Facebook: ndorokakung
Twitter : @ndorokakung
K
alimat itu tertulis di blog Koin Keadilan yang terbit sejak Jumat
malam pekan lalu. Blog ini adalah salah satu simpul informasi
dukungan terhadap Prita Mulyasari, ibu rumah tangga yang oleh
Pengadilan Tinggi Banten diputuskan bersalah dan harus membayar
denda Rp 204 juta kepada RS Omni Internasional Alam Sutera yang
menggugatnya secara perdata.
n dar u
Saya melihat ada tiga bapak-bapak yang lang-
P
undi-pundi koin sumbangan bagi Prita Mulyasari terus
bertambah. Konser Koin untuk Keadilan yang di gelar di Hard
Rock Cafe berhasil mengumpulkan Rp 15 juta lebih untuk
Prita.
“Sampai jam 8 malam ini telah terkumpul Rp 15.800.000 ditambah
sumbangan dari penjualan kaos Rp 2.880.000,” ujar Master Of
Ceremony (MC) acara tersebut ketika memandu acara Konser Koin
untuk Keadilan di Hard Rock Cafe, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat,
Minggu (20/12/2009) malam.
a n tara
berkerudung ini pun menjadi 'bintang' dalam konser
amal yang diselenggarakan untuk mendukungnya.
Acara yang dimulai sejak pukul 15.00 WIB tersebut
tampak diserbu pengunjung yang ingin memberikan
bantuan kepada Prita.
Acara amal tersebut semakin meriah dengan
kehadiran band-band dan artis papan atas Indonesia,
seperti Slank, Gigi, Sheila on Seven, Sherina, Ari
Lasso dan TT DJ. Rencananya Prita yang tengah
hamil dua bulan ini akan menggelar jumpa pers
terkait dengan dukungan kepada dirinya di cafe
tersebut.
n dar u
Ventura Elisawati
vlisa.com
Facebook: vlisa
Twitter : @venturaE
A
ktivitas pengumpulan koin keadilan untuk Prita terlahir karena
sebuah spontanitas milis sehat dan komunitas Langsat.
Dalam hitungan hari telah menjadi isu terhangat di media
mainstream. Dimana semua media saling berlomba menampilkan
berita tentang koin keadilan dari pelbagai sudut pandang.
bisa menyimak.
f o t o - f o t o : n dar u
Yusro M. Santoso
politikana.com/profil/yusro
Twitter : @orsuy
T
ulisan itu terpajang di halaman depan situs koinkeadilan.com.
Meski begitu, sebuah lembaga rekor di Indonesia menghubungi
kami melalui telepon. Lembaga ini akan memberikan piagam
penghargaan, kepada »
n dar u
terhadap dokter dan RS Omni Internasional yang
n dar u
muncul pada satu tahun terakhir kegiatan sosial
yang kalian lakukan,” begitu katanya.
Untuk ajakan ini, kami tegas menolaknya. Dia terkesan sangat mengikuti perkembangan kasus PRITA KE BANK
Prita di Pengadilan maupun pengumpulan koin ini. INDONESIA.
Didampingi wakil relawan,
Dari pengobatan sampai “Begini, koin yang terkumpul kan jumlahnya sudah antara lain pasangan Ari
modal usaha melebihi nilai denda yang ditetapkan pengadilan. Juliano dan Ade Novita,
Selain menerima relawan penyumbang koin, Prita sendiri di media bilang tidak akan menggunakan Prita Mulyasari disambut
uang sumbangan koin untuk kepentingan pribadinya. dua pejabat BI untuk
penerima koin dan penghitung koin, markas menyaksikan penyerahan
koinkeadilan di Langsat juga menerima cukup Jadi bisakah saya mendapatkan sebagian dari koin koin.
banyak tamu yang ingin dibantu. Mereka umumnya yang terkumpul ini untuk modal usaha,” ucapnya
mengungkapkan rasa empatinya terhadap persoalan tegas.
yang dihadapi Prita. Mereka juga memuji gerakan Dia lalu menceritakan derita yang dialami
pengumpulan koin untuk membantunya. keluarganya. Orang tuanya tertipu teman usahanya.
“Saya yakin yang maha kuasa akan membantu Padahal modal usaha patungan dengan temannya
Ibu Prita,” kata seorang Ibu. Dia menceritakan bahwa itu berasal dari pinjaman rentenir.
dirinya mengikuti perkembangan kasus Prita melalui Hari teraakhir penghitungan koin, datang
pemberitaan TV. Akhirnya dia juga berkisah bahwa sorang tamu, wanita separuh baya. Dia mengaku
keluarganya juga sedang menderita. Anaknya sakit pengusaha. Tanpa babibu, pengusaha yang mengaku
berkepanjangan dan dia tak mampu membawa dari Jakarta Pusat ini, bilang ingin memutarkan hasil
ke rumah sakit untuk berobat. “Kalau boleh saya pengumpulan koin, untuk mendapatkan hasil yang
meminta sebagian koin yang terkumpul untuk lebih besar.
pengobatan anak saya,” ucap ibu itu memelas. “Saya baca di media jumlah koin yang terkumpul
Hari yang lain datang seorang wanita dewasa. sudah lebih dari 500 juta. Dan kasus Prita kan masih
TERIMA KASIH.
Berlatarkan tempelan
catatan penghitungan
koin, Prita yang canggung
karena diperlakukan
bak seleb, hanya dapat
mengucapkan terima
kasih kepada relawan
dan penyumbang, serta
berharap kasusnya tak
akan menimpa siapa pun.
n dar u
Yusro M. Santoso
politikana.com/profil/yusro
Twitter : @orsuy
T
ernyata tak cuma Prita Mulyasari yang senang dengan aksi
pengumpulan koin yang dilakukan oleh koinkeadilan.com, Koin
Peduli Prita, dan yang lain itu. Bank Indonesia pun menyambut
germbira gerakan itu. BI tak cuma senang, tapi juga berterimakasih.
“Bank Sentarl sangat terbantu dengan gerakan ini,” ujar Budi Rochadi,
Deputi Gubernur BI.
396 KANTONG
PLASTIK, 65
KARUNG. Seluruh
koin di Langsat diangkut
dengan mobil berlapis
baja ke Bank Indonesia.
Penghitungan di sana
mencatat Rp 615.562.043
koin, Rp 10 juta lebih
banyak dari penghitungan
di Langsat.
n dar u